Sunday, December 15, 2013

Saudara kandung Paul Walker (40), Cody Walker, dilaporkan telah diminta untuk membantu menyelesaikan "Fast & Furious 7". Ini, sebagai penghargaan untuk sang kakak, lantaran tewas di tengah proses syuting film tersebut.

Saat dilaporkan meninggal dunia, terpanggang api dalam mobil yang menabrak tiang di Santa Clarita, California, 30 November 2013, 
Paul yang berperan sebagai Brian O'Conner dalam film itu, sedang istirahat dari syuting film seri yang membesarkan namanya itu.

Dan kini, sebagai penghormatan untuk keluarga, sang produser telah meminta Cody ikut andil di film itu.

"Sang produsen sudah melakukan serangkaian pertemuan dengan Cody, tepat setelah kematian Paul. Mereka segera menyadari bahwa mereka membutuhkan seseorang yang tampak seperti Paul untuk menyelesaikan film," kata sumber seperti diberitakan Daily Mail.

Sang produsen dan para kru pun merasa wajah Cody identik hampir sama dengan Paul.

"Mereka bisa terlihat sama dari belakang. Jika membutuhkan wajah Paul dalam close up, mereka dapat menggunakan teknik computer generated imagery (CGI) jika mau," terang sumber lagi.

Cody (25) tinggal di Oregon, tapi dia saat ini tinggal di rumah ibunya, Cheryl Walker. "Jika Cody setuju, itu karena dia ingin menghormati memori kakaknya. Ada banyak hal yang masih perlu diselesaikan, tapi sekarang, keluarga, pemain dan kru semua masih berduka," tambah sumber itu.

Sebelumnya, Universal Pictures, sempat memutuskan menghentikan sementara produksi film Fast and Furious 7, yang sebelumnya telah memulai syuting pada bulan September.

Tapi, rumah produksi film itu kemudian berunding, untuk menentukan apakah film itu bisa diselamatkan dengan pengerjaan ulang script, khusus untuk menulis karakter P
aul sebagai, Brian O'Conner.


Sumber: VIVAlife

Friday, December 13, 2013

5 Alasan kenapa ponsel berakibat buruk bagi kesehatan
Saat ini ponsel telah menjadi kebutuhan dasar bagi setiap orang. Alat teknologi serbaguna ini semakin mempermudah hidup Anda. Mulai dari mengakomodir kebutuhan berkomunikasi hingga menjadi sarana hiburan bagi Anda. Akibat banyaknya kemudahan yang bisa didapat dari ponsel, banyak orang termasuk Anda yang tidak dapat memisahkan diri dari ponsel. Padahal terlalu banyak bersentuhan dengan alat teknologi ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

Inilah alasan kenapa ponsel membawa dampak negatif bagi kesehatan seperti dilansir dari healthmeup.com.

Ponsel penuh dengan kuman
Ponsel yang Anda miliki bukanlah benda yang bebas dari kuman walaupun hanya Anda sendiri yang menggunakannya. Anda membawa ponsel tersebut kemana pun Anda pergi dan meletakkannya di permukaan tempat yang mungkin tidak bersih. Sebuah penelitian yang dilakukan di tahun 2011 menyebutkan bahwa ponsel pribadi terkontaminasi dengan berbagai macam kuman dan bakteri E coli yang dapat menyebabkan demam, muntah, dan diare.

Mempengaruhi kesehatan mata
Berjam-jam menatap layar ponsel dengan tulisan yang kecil dan pencahayaan yang kurang memadai akan mempengaruhi kesehatan mata Anda. Penglihatan dapat menjadi kabur dan belum lagi ditambah dengan sakit kepala.

Meningkatkan stres
Ponsel yang selalu menyala terus-menerus secara tidak langsung juga akan membuat Anda tegang. Anda tidak bisa bersantai atau beristirahat sejenak dan akhirnya dapat mengakibatkan stres.

Mengganggu kualitas tidur
Membawa ponsel di samping Anda saat tidur bukanlah hal yang baik. Anda akan tergoda untuk memainkan ponsel secara terus-menerus dan akhirnya mempengaruhi kualitas tidur Anda.

Mengganggu kehidupan sosial
Seseorang yang begitu terpaku dengan ponselnya, dapat terputus dengan kehidupan sosial yang ada di kehidupan nyata. Hal ini dapat berakibat buruk pada kehidupan sosial Anda dengan lingkungan di sekitar Anda.

Tidak dapat dipungkiri bahwa ponsel memang memainkan peran yang sangat penting bagi kehidupan sosial Anda. Namun gunakanlah dengan bijak agar tidak merusak kesehatan tubuh serta kehidupan sosial Anda di dunia nyata.


Sumber: merdeka.com
Sering dipukul bikin anak semakin nakal!
 
Tak jarang orang yang memberikan hukuman fisik pada anak mereka. Namun sebuah penelitian terbaru justru mengungkap bahwa memberikan hukuman fisik seperti memukul tak bisa membuat anak jera.

Sebuah penelitian bahkan menemukan bahwa anak akan semakin nakal jika sering dipukul atau dihukum secara fisik. Peneliti dari Amerika Serikat menemukan bahwa bentuk disiplin yang melibatkan hukuman fisik bisa berdampak buruk pada perilaku anak, tak peduli seberapa baik hubungan anak dan orang tua.

"Terdapat kepercayaan bahwa melakukan hukuman fisik seperti memukul anak tak akan berdampak buruk jika hubungan anak dan orang tua selama ini baik. Namun hal ini salah. Penelitian kami menunjukkan bahwa melakukan hukuman fisik justru memperburuk perilaku anak," ungkap profesor Shawna Lee dari University of Michigan School of Social Work, seperti dilansir oleh Daily Mail (11/12).

Hasil ini didapatkan setelah peneliti melakukan pengamatan pada 3.200 keluarga dengan anak berusia satu, tiga, dan lima tahun. Penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Developmental Psychology.

Sementara itu, penelitian lain juga menemukan bahwa orang tua yang sering berteriak pada anak dan remaja membuat mereka lebih mudah mengalami depresi dan perilaku yang menyimpang. Risiko ini semakin tinggi ketika orang tua mengancam anak mereka dengan benda.

Meski begitu, ada perbedaan jika yang melakukan kekerasan fisik ibu dan ayah. Ibu yang sering menghukum anak secara verbal dan fisik berkemungkinan meningkatkan risiko masalah mental pada anak. Namun jika ibu hanya mengomel tanpa melakukan kekerasan fisik, risikonya tak terlalu tinggi.

Berbeda dengan ayah yang sering memarahi anak. Meski tak melakukan hukuman fisik, kekerasan verbal yang dilakukan ayah bisa sangat mempengaruhi mental dan perilaku anak. Hasil di atas setidaknya bisa dijadikan pembelajaran agar para orang tua berhati-hati sebelum menghukum anak mereka, baik secara verbal maupun fisik.
 
sumber: Merdeka.com

Monday, December 9, 2013

 

1. 10 nuklir

kecoak adalah satu-satunya hewan yang dapat hidup dalam serangan bom nuklir. Bahkan dikatakan bahwa setelah tragedi bom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada Perang Dunia II lalu, hewan yang masih hidup adalah kecoak.

Hal ini disebabkan oleh sel-sel hidup sensitif pada radiasi kecoak sedang membelah. kecoak membelah pada saat siklus molting, sekitar sekali seminggu. Maka mereka bersifat sensitif pada radiasi hanya sekitar 48 jam, atau 1/4 minggu.

Salah satu yang menarik adalah hadirnya fakta dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mythbuster. Mereka menyebutkan bahwa kecoak baru akan mati saat terkena radiasi 10 kali radiasi yang dibutuhkan untuk membunuh manusia.

2. Penyebab global warming

Diketahui, kecoak mampu kentut dalam kurun waktu 15 menit sekali. Parahnya, kentut yang dikeluarkan kecoak mengandung metana.

Jika dikalkulasi dalam skala global, metana dari serangga (khususnya kecoak) dapat mengakibatkan global warming atau pemanasan global.

Yang unik adalah kecoak dapat kentut meskipun sudah mati dan bertahan melepaskan kentutnya selama 18 jam.

3. Memiliki sensor deteksi rasa takut

kecoak dikabarkan memiliki sensor yang dapat mendeteksi rasa takut pada orang-orang di sekitarnya. Apabila Anda merasa takut, maka kecoak akan dapat mengetahui rasa takut Anda dan justru akan mendekati Anda.

Bahkan sebagian dari mereka ada yang hinggap dan menempel di tubuh Anda karena tahu Anda sedang takut pada mereka. Sebab, itulah cara kecoak melindungi diri.

4. Lebih tua dari dinosaurus

Merdeka.com - Sebuah studi mengungkapkan bahwa kecoak adalah hewan purba. Bahkan lebih tua dari dinosaurus yang pernah ada di bumi ini.

Dikatakan, kecoak sudah ada 300 juta tahun lebih dulu dari dinosaurus. Uniknya, kecoak mampu bertahan hingga saat ini dan dinosaurus tidak.

5. Tanpa kepala

Ini adalah fakta yang unik. kecoak dapat hidup meskipun tanpa kepala. Pada dasarnya, semua hewan akan mati jika sudah tidak memiliki kepala, sebab di kepala ada beberapa indra, yaitu mata untuk melihat, hidung untuk bernapas, dan mulut untuk makan.

Namun faktanya, kecoak tidak memerlukan hidung untuk bernapas, karena mereka bernapas melalui ventilator di seluruh tubuhnya.

Sementara untuk makan, kecoak bisa hidup tanpa makanan dalam jangka waktu 1 bulan dan tanpa minuman 1 minggu saja. Jadi logikanya, kecoak akan mati minimal 1 minggu setelah kehilangan kepalanya.

6. Hewan tahan banting

Pertahanan tubuh kecoak bisa dibilang cukup hebat. Serangga ini bahkan tahan banting. Jika Anda mencoba membanting kecoak ini, kemungkinan besar tidak akan mati, kecuali seluruh isi tubuhnya keluar.

Mungkin saja Anda akan menemui kecoak tersebut terdiam dalam kondisi lemah. Jangan percaya! Karena memang itulah kebiasaan kecoak mengelabuhi dan berpura-pura mati. Setelah itu, hewan tersebut akan berlari meninggalkan Anda.

7. Cara membunuh kecoak dengan mudah

Jika 1 bom atom belum bisa membunuh kecoak, maka lakukanlah cara ini. Anda harus membalik tubuh kecoak hingga telentang. Percayalah, kecoak tersebut akan mati dengan sendirinya.

Hal tersebut disebabkan oleh ketegangan otot yang terjadi pada tubuh kecoak karena selalu berusaha mengembalikan tubuhnya seperti semua. Dengan begitu, otot-otot tersebut akan kejang dan tegang sehingga dapat membunuh kecoak dengan perlahan.


 Sumber Merdeka.com








Friday, December 6, 2013

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!