Jakarta, Tidak bisa diprediksi sebelumnya apakah seseorang alergi terhadap suatu jenis obat atau tidak. Untuk itu sangat penting untuk mengawasi dan memperhatikan saat mengonsumsi obat apapun, sehingga bila timbul reaksi yang diduga alergidapat segera diatasi. Apa tandanya jika punya alergi obat?
"Tidak bisa diketahui secara pasti sebelumnya. Alergi obat harus benar-benar dilihat ketika orang tersebut minum obat apakah muncul gejala seperti sesak nafas atau kulit menjadi memerah dan gatal-gatal," ujar dr Indra G. Mansur, DHES, SpAnd, ILS, spesialis andrologi di Klinik Imunologi & Kesehatan Reproduksi Sayyidah Pondok Kelapa, saat dihubungi detikHealth dan ditulis pada Rabu (15/5/2013).
Beberapa obat dapat menyebabkan efek samping yang merugikan dan obat tertentu dapat memicu reaksi alergi. Dalam reaksi alergi, sistem kekebalan tubuh secara keliru merespons obat dengan berespons kebal terhadap zat tersebut.
Sistem kekebalan tubuh mengenali obat sebagai zat asing dan tubuh memproduksi bahan kimia tertentu, seperti histamin, dalam upaya untuk mengusir obat dari tubuh, seperti dikutip dari WebMD, Rabu (15/5/2013).
"Biasanya yang banyak menjadi penyebabnya adalah obat-obatan yang berasal dari bahan binatang, zat kimia, dan tumbuh-tumbuhan (herbal) tertentu," ungkap dr Indra.
Gejala alergi obat dapat muncul mulai dari yang ringan sampai yang mengancam nyawa. Selama tubuh bereaksi terhadap obat, pelepasan histamin dapat menyebabkan efek seperti gatal-gatal pada kulit dan mata, ruam pada kulit, serta pembengkakan di mulut dan tenggorokan.
Reaksi yang lebih parah, yang disebut anafilaksis, misalnya sulit bernapas, kebiruan pada kulit, pusing, pingsan, cemas berlebihan, kebingungan, denyut nadi menjadi cepat, mual, diare, dan masalah pada sistem pencernaan.
Tujuan utama perawatan alergi obat biasanya adalah untuk mengobati reaksi yang muncul. Reaksi seperti ruam dan gatal-gatal dapat dikontrol dengan obat antihistamin. Untuk batuk dan sesak, obat yang disebut bronkodilator dapat diberikan untuk 'membuka' saluran udara.
Untuk gejala anafilaksis yang serius dan mengancam jiwa, epinefrin dapat diberikan. Namun, jika Anda alergi terhadap antibiotik tertentu, harus ada antibiotik alternatif. Pengobatan ini biasanya diberikan oleh dokter yang sudah ahli dan yang paling penting adalah selalu informasikan jika Anda memiliki alergi obat.
Jika Anda memiliki alergi obat, Anda harus selalu menginformasikan pada dokter sebelum menjalani semua jenis perawatan, termasuk perawatan gigi. Sebaiknya selalu bawa kartu yang mengidentifikasi jenis alergi obat yang Anda miliki. Dalam kasus-kasus darurat, kebiasaan ini bisa menyelamatkan hidup Anda
.
"Tidak bisa diketahui secara pasti sebelumnya. Alergi obat harus benar-benar dilihat ketika orang tersebut minum obat apakah muncul gejala seperti sesak nafas atau kulit menjadi memerah dan gatal-gatal," ujar dr Indra G. Mansur, DHES, SpAnd, ILS, spesialis andrologi di Klinik Imunologi & Kesehatan Reproduksi Sayyidah Pondok Kelapa, saat dihubungi detikHealth dan ditulis pada Rabu (15/5/2013).
Beberapa obat dapat menyebabkan efek samping yang merugikan dan obat tertentu dapat memicu reaksi alergi. Dalam reaksi alergi, sistem kekebalan tubuh secara keliru merespons obat dengan berespons kebal terhadap zat tersebut.
Sistem kekebalan tubuh mengenali obat sebagai zat asing dan tubuh memproduksi bahan kimia tertentu, seperti histamin, dalam upaya untuk mengusir obat dari tubuh, seperti dikutip dari WebMD, Rabu (15/5/2013).
"Biasanya yang banyak menjadi penyebabnya adalah obat-obatan yang berasal dari bahan binatang, zat kimia, dan tumbuh-tumbuhan (herbal) tertentu," ungkap dr Indra.
Gejala alergi obat dapat muncul mulai dari yang ringan sampai yang mengancam nyawa. Selama tubuh bereaksi terhadap obat, pelepasan histamin dapat menyebabkan efek seperti gatal-gatal pada kulit dan mata, ruam pada kulit, serta pembengkakan di mulut dan tenggorokan.
Reaksi yang lebih parah, yang disebut anafilaksis, misalnya sulit bernapas, kebiruan pada kulit, pusing, pingsan, cemas berlebihan, kebingungan, denyut nadi menjadi cepat, mual, diare, dan masalah pada sistem pencernaan.
Tujuan utama perawatan alergi obat biasanya adalah untuk mengobati reaksi yang muncul. Reaksi seperti ruam dan gatal-gatal dapat dikontrol dengan obat antihistamin. Untuk batuk dan sesak, obat yang disebut bronkodilator dapat diberikan untuk 'membuka' saluran udara.
Untuk gejala anafilaksis yang serius dan mengancam jiwa, epinefrin dapat diberikan. Namun, jika Anda alergi terhadap antibiotik tertentu, harus ada antibiotik alternatif. Pengobatan ini biasanya diberikan oleh dokter yang sudah ahli dan yang paling penting adalah selalu informasikan jika Anda memiliki alergi obat.
Jika Anda memiliki alergi obat, Anda harus selalu menginformasikan pada dokter sebelum menjalani semua jenis perawatan, termasuk perawatan gigi. Sebaiknya selalu bawa kartu yang mengidentifikasi jenis alergi obat yang Anda miliki. Dalam kasus-kasus darurat, kebiasaan ini bisa menyelamatkan hidup Anda
.
sumber detik.com